Jangan kecewa bila dunia tidak mengenal anda, tetapi kecewalah bila anda tidak mengenal dunia..

Jangan kecewa bila dunia tidak mengenal anda tetapi kecewalah bila anda tidak mengenal dunia.. [Kon Fu Tse]




Sabtu, 04 Desember 2010

KENSYUSEI

Thursday, 02 December 2010
MINGGU, 28 November 2010, temperatur di Osaka menunjuk angka 11 dalam hitungan Celcius tatkala matahari bersinar menembus langit biru kota dagang ini.

Hari itu ratusan anak-anak muda asal Indonesia berkumpul di Higashi Sumiyoshi City Hall. Usia mereka berkisar antara 25 sampai 35 tahun. Pukul 09.00,Konsul Republik Indonesia di Osaka, Ibnu Hadi, membuka pertemuan dengan singkat. Dia mengajak anak-anak muda itu menjadi wirausaha untuk membangun negeri. Siapakah anak-anak muda itu? Mereka itulah rombongan yang di Jepang dikenal dengan sebutan ’kenshusei’ atau pekerja magang. Kulit mereka legam,tangan mereka keras.
Pertanda biasa bekerja di lapangan. Sepanjang satu hari itu tak seorang pun terlihat mengantuk. ”Bekerja di sini dituntut berdisiplin,” ujar seorang di antara mereka. Adalah Asa Perkasa, GM Garuda Indonesia Osaka yang mengajak saya dan tim instruktur Rhenald Kasali School for Entrepreneurs (RKSE) bertandang ke kota dagang ini. Setahun lalu dia membujuk saya membantu para kenshusei itu keluar dari tradisi bekerja agar mau menjadi wirausaha.
Garuda Indonesia sendiri berkepentingan dengan mereka karena merekalah pelanggan setia airlinesnasional ini. Kalau mereka berbisnis di Indonesia yang ada hubungan dengan Jepang, sudah pasti Garuda pula yang dicari. Demikian pula BNI dan Bank Indonesia. BNI berkepentingan sehingga mendukung program ini karena mereka juga nasabah BNI untuk remittance ke Indonesia.



Beban Negara



Dalam perjalanan pulang ke Tanah Air saya sempat berbincangbincang dengan rombongan sekitar 27 orang kenshusei asal Jawa Barat yang kebetulan satu pesawat. Mereka ini baru saja menyelesaikan program selama tiga tahun di atas kapal. Kerjanya menangkap dan membersihkan ikan di perairan Jepang. Setiap hari mereka memancing dan menebar jala. ”Berapa uang yang kalian bawa pulang?” tanya saya menyelidik. ”Kalau rajin dan tak boros lumayan Pak,”jawab mereka.



Yang dimaksud lumayan itu adalah Rp400–500 juta, hasil keringat selama tiga tahun bekerja. Jelas lumayan buat lulusan SMU yang masih membujang. Bagi yang boros, paling-paling hanya membawa pulang pengalaman plus uang saku sekitar Rp50 juta. Lantas uangnya dipakai untuk apa? Di antara mereka juga ada sarjana. Dari berbagai ungkapan perasaan mereka di internet, saya membaca ternyata sebagian besar kenshusei memilih menjadi pekerja kembali di Tanah Air, atau bolak-balik ke kedutaan mengurus visa agar bisa kembali bekerja di Jepang.



Ada satu dua orang yang membuka bengkel atau toko handphone. Tetapi kisah yang disampaikan adalah kisah-kisah kegagalan. Usaha yang mereka bangun tidak berhasil, dan jadilah mereka pengangguran dengan seribu satu umpatan kegagalan. Anak-anak muda yang sudah dilatih dengan penuh disiplin ini kembali menjadi beban bagi negara. Padahal sebagian besar mereka mampu berbahasa Jepang dengan lebih baik.



Disiplin yang mereka miliki juga di atas rata-rata karena mereka bekerja dengan pemilik usaha yang juga petani, nelayan, atau UMKM Jepang. Kalau malas mereka langsung dipulangkan. Mereka ini berpotensi besar bukan sekadar menjadi entrepreneur biasa,melainkan technopreneur. Ya, technopreneur. Di Jepang mereka biasa melihat dan bekerja dengan orang-orang yang sangat pragmatis, simpel, problem solver, dan inovator. Begitu ada masalah, mereka segera pecahkan dan buatkan alatnya.



Alat-alat itu mereka patenkan dan dipasarkan secara luas. Saya masih ingat, malam itu Konsul Jenderal Ibnu Hadi memperkenalkan kami dengan seorang inventor yang membutuhkan mitra usaha di Indonesia. Kebetulan di RKSE banyak mendidik calon-calon wirausaha dan yayasan yang kami kelola tertarik menangani kegiatan yang berhubungan dengan tema lingkungan dan recycle. Hanya saja, bahasa Inggris mereka sulit kami tangkap. Sekarang bayangkan kalau para kenshusei itu bisa kita bentuk menjadi usahawan-usahawan baru. Saya kira mereka akan berhasil kalau mendapatkan bimbingan yang tepat.



Kenshuseipreneur



Rekan saya, Sunaryo Suhadi, seorang wirausaha senior, pemilik usaha di bidang energi dengan aset sebesar Rp12 triliun di Jawa Timur, sudah gatal ingin segera menangani anak-anak muda ini. Dia menawarkan ”virus” kewirausahaan, yang kalau terjangkit biasanya membuat mereka yang mengikuti pelatihan ini tak bisa tidur.Sore harinya,anakanak muda yang kami beri nama kenshuseipreneur ini mengaku jantungnya sudah berdegup keras dan ingin segera memulai.



Tetapi kami selalu mengingatkan pentingnya menaklukkan diri sendiri dan memulai usaha dari kecil. Bukan langsung menggelontorkan uang ratusan juta. Semua harus dimulai dengan kejelian dan waktu belajar yang cukup. Sebab, setiap permulaan itu pasti sulit dan butuh keuletan. Di RKSE, setiap alumnus dibimbing bukan hanya oleh para mentor, melainkan juga sesama alumnus yang sekarang bisnisnya mulai kelihatan. Ketika kewirausahaan telah menjadi topik yang hot,di luar sana tentu ada ribuan predator yang siap ”menerkam”mereka dengan janji yang muluk-muluk.



Belum lagi janji-janji instan dan ”cara cepat menjadi kaya” yang belakangan banyak sekali Anda temui di toko-toko buku, internet, dan tawaran sehari-hari via Facebook, SMS,dan sebagainya. Saya selalu mengingatkan berhati-hatilah terhadap penipupenipu yang memberi janji sangat indah seperti itu. Sebab, bila seorang (penipu) yang berpengalaman bertemu dengan seorang yang punya uang selalu akan terjadi pertukaran: yangpunya uangakanmendapatkan pengalaman (yaitu tertipu) dan yang punya pengalaman akan mendapatkan uang si tertipu.



Kenshusei masih sangat muda. Menurut pembina mereka, setiap tahun ada sekitar 4.000 orang yang magang bekerja di Jepang. Jumlah ini tentu masih sedikit, tetapi sangat berarti untuk membangun Indonesia. Di Pulau Bali, setiap tahun ada 40.000 orang turis asal Jepang yang berlibur dan sebagian memilih tinggal dan bekerja di sana. Mereka butuh penerjemah dan merasa nyaman bila dikelilingi orang-orang yang mampu berbicara dalam bahasa mereka.



Saat ini para pensiunan Jepang sedang berada dalam tekanan ekonomi biaya tinggi sehingga jutaan di antara mereka tengah mencari tempat untuk mengisi hari tua mereka di negeri lain yang biaya hidupnya lebih murah. Saya mendengar, Pemerintah Filipina,Vietnam, dan Taiwan telah memberi mereka lokasi beserta fasilitasfasilitasnya, lengkap dengan visa yang berdurasi panjang untuk para manula berkantong tebal ini. Saya mendengar pula mereka sudah lama menanyakan Indonesia. Andaikan kenshuseiini bisa kita bentuk menjadi usahawan, dan mereka terpanggil untuk berubah, maka jalan pun terbuka lebar.Asalkan sabar dan pemerintah mendukungnya.(*)



RHENALD KASALI

Ketua Program MM UI

Selasa, 26 Oktober 2010

PERKENALAN - AISATSU



Aisatsu - Sambutan/Salam














Ohayoo gozaimasu   Selamat pagi!  


Konnichiwa   Selamat siang/sore!  


Konbanwa Selamat malam  


(O)gennki desu ka?   Apa kabar?


Genki desu   Saya baik-baik saja


Amari genki dewa arimasen   Tidak begitu baik  









Osakini shitsureishimasu Saya pulang duluan.  

Otsukaresama desu (Saat pulang dari kantor)  

Itadakimasu   (Sebelum makan)  

Gochisousama desu (Jika ditraktir, atau setelah makan)








Arigatoo gozaimasu   Terima kasih  


Sumimasen   Permisi


Gomennasai   Minta maaf


Douitasimasite   Sama-sama  


Daijoubu desu ka? Kam baik-baik saja?


Daijoubu (desu)   Saya tidak apa-apa  









Itte kimasu   Saya pergi/berangkat  

Itte rassyai   Selamat jalan/sampai tujuan

Ki wo tukete Hati-hati (di jalan)  

Oyasuminasai Selamat tidur  















[Perkenalan]











Hajimemashite

  Saya senang bertemu dgn Anda




 

Miharu desu

  Nama saya Miharu




 

Yoroshiku onegaishimasu

  Mohon kerjasamanya




 

Indonesia no Jawa tou no Surabaya syussin desu   Saya berasal dari Surabaya di pulau Jawa di Indonesia
no = di/dari tou = pulau sysshin = berasal  





 

Ima 28 sai desu

  Sekarang saya 28 tahun
ima = sekarang
sai = Tahun
 





 

Daigaku dewa seiji wo benkyoo simasita   Saya belajar politik di universitas
daigaku = universitas,  dewa = di, seiji = plotik, benkyo = belajar  





 

2006 nen ni daigaku wo sotugyou simasita   Saya tamat universitas tahun 2006
nen = tahun,  ni = pada,  daigaku = universitas,  sotugyou simasita = tamat





 

2007 nen ni PLI ni nyuusya simasita   Saya masuk PLI tahun 2007
nen = tahun, nyuusya = masuk ke kantor  





 

Watashi no tantou wa tsuuyaku desu.   Tanggung-jawab saya adalah penerjumahan.
tsuuyaku = translator, tantou  = bertugas  





 

Nihon dewa hinsitu kanri wo manabitai to omoimasu   Saya mau belajar tentang Quality Control di Jepang
nihon = Jepang,  hinsitu = quality,  kanri = control,  manabitai = mau belajar





 

Gosidou yorosiku onegai simasu
  Mohon bimbingannya
(go)sidou = bimbingan,  yorosiku onegai simasu = mohon -  





 

Syumi wa dokusyo desu

  Hobi saya baca buku
syumi = hobi,  wa = adalah,  dokusyo = baca buku  





 

Nihon no manga ga suki desu
  Saya suka komik Jepang
nihon = Jepang,  manga = komik,  suki = suka
 





 

Mada dokusin desu

  Saya belum menikah
mada = masih,  dokusin = single

 





 

Sudeni kekkon sitemasu

  Saya sudah menikah
sudeni = sudah kekkon = menikah
 





 

Kodomo wa  2 ri imasu.

  Saya punya 2 orang anak
kodomo = anak  imasu = ada

 





 

Islam kyou wo sinkou siteimasu
  Agama saya Islam
kyou = agama sinkou percaya

 

PENYEBUTAN ALAT HITUNG & WAKTU

[Perhitungan]



Jpg Indonesian   Contoh
tasu tambah + 1+1 1 tasu 1
hiku kurang  - 5-2 5 hiku 2
waru bagi / 9/3 9 waru 3
kake kali * 4*2 4 kake 2
wa sama dgn = 7-4=3 7 hiku 4 wa 3






[Waktu]



Bahasa Jepang Bahasa Indonesia Contoh
Bahasa Jepang Bahasa Indonesia
Nen   Tahun 2007 nen Tahun 2007
Gatsu   Bulan 5 gatsu Bulan Mei
Nichi   Tgl. 12 nichi Tgl. 12
Ji   Jam   12 ji Jam 12
Fun   Menit   5 fun 5 menit
Byou   Detik   36 byou 36 detik
Nen(kan) (Selama) - tahun   5 nen(kan) 5 tahun
Kagetu   (Selama) - bulan   4 kagetu 4 bulan
Nichi(kan) (Selama) - hari   21 nichi (kan) 21 hari
Jikan   (Selama) - jam   9 jikan 9 jam
Fun(kan) (Selama) - menit   45 fun(kan) 45 menit
Byou(kan) (Selama) - detik   35 byou(kan) 35 byou

ANGKA - SUUJI

Suuji - Angka






1 ichi   1000 sen
2 ni   1500 sen go hyaku
3 san   1750 sen nana hyaku go juu
4 shi/yon   2000 ni sen
5 go   3000 san zen
6 roku   5000 go sen
7 nana/shichi 8000 hassen
8 hachi   10000 ichi man
9 kyuu/ku   10500 ichi man go hyaku
10 juu   12000 ichi man ni sen
11 juu ichi   15500 ichi man go sen go hyaku
12 juu ni   18924 ichi man hassen kyuuhyaku nijuu yon
13 juu san   20000 ni man
14 juu shi   25000 ni man go sen
15 juu go   50000 go man
16 juu roku   100000 juu man
17 juu shichi 100500 juu man go hyaku
18 juu hachi 102000 juu man ni sen
19 juu ku   150000 juu go man
20 ni juu   140900 juu yon man kyuu hyaku
35 san juu go 167890 juu roku man nana sen happyaku kyuu juu
50 go juu   200000 ni juu man
90 kyuu juu   500000 go juu man
100 hyaku   1000000 hyaku man
105 hyaku go 1001000 hyaku man issen
110 hyaku juu 1010000 hyaku ichi man
125 hyaku nijuu go 1100000 hyaku juu man
200 ni hyaku   1350000 hyaku san juu go man
300 san byaku 1567800 hyaku go juu roku man nana sen happyaku
600 roppyaku 10000000 sen man
800 happyaku 100000000 ichi oku
900 kyuu hyaku 1000000000 juu oku